Kamis, 30 Oktober 2008

Propolis Untuk Penderita Diabetes

Penyakit diabetes merupakan penyakit yang bisa mematikan dan secara diam-diam dapat menyerang siap saja. Setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun muda, termasuk Anda. Namun, yang perlu anda pahami adalah anda tidak sendiri.

Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes.

Gejala Umum Diabetes

Gejala awal penderita diabetes adalah meningkatnya kadar gula darah yang tinggi, hingga diatas 160-180 mg/dL. Peningkatan kadar gula darah yang tinggi akan memacu ginjal membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang akibat banyaknya glukosa yang dikeluarkan melalui air seni.
Efek yang terlihat :
  • penderita sering buang air kecil dalam jumlah yang banyak (poliuri)
  • penderita mudah kehausan yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi)
  • banyaknya glukosa yang ke luar juga menyebabkan penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi)

Gejala lainnya adalah :

  • pandangan kabur
  • pusing
  • mual
  • berkurangnya ketahanan tubuh selama melakukan olah raga
  • peka terhadap infeksi

Komplikasi Diabetes Bisa Mematikan

Diabetes merupakan penyakit yang menimbulkan berbagi komplikasi penyakit tubuh lainnya. Hal ini disebabkan kadar gula darah yang terus meningkat dapat merusak pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya.
Komplikasi kronis Diabetes mellitus meyebablkan penderita mudah terserang penyakit lainnya:

  • 2x lebih mudah mengalami trombosit otak ( pembekuan darah dibagian otak) menyebabkan stroke
  • 2x lebih mudah mengalami penyakit jantung koroner
  • 7x lebih mudah mengalami gagal ginjal kronis
  • 25x lebih mudah mengalami kebutaan
  • 5 x lebih mudah mengalami gangrene

Peran Propolis Bagi Penderita Diabetes

Menurut Beijing propolis Research Network, propolis mampu membantu menurunkan kadar gula darah dalam penderita diabetes. Hal-hal di bawah ini mendukung pernyataan penelitian tersebut :

  • Propolis mengandung flavonoid.Kandungan terpene vinyl mendukung penggunaan sumber glukosa exogenous dari peranan glycogen, dan zat tersebut berguna untuk menurunkan kadar gula darah.
  • Propolis mempunyai efek bactericidal anti peradangan, bisa menjadi sel aktif, untuk meningkatkan regenerasi jaringan sel.
  • Propolis adalah antioxidan alami yang kuat, dan bisa secara signifikan meningkatkan aktivitas SOD. Penggunaan propolis tidak saja menurunkan tingkat radikal bebas yang merusak sel, tapi juga menghindari juga merawat berbagai macam komplikasi penyakit.
  • Propolis sangat mujarab, untuk penyuntikan insulin atau hypoglycemic, dapat secara signifikan menurunkan gula darah.
  • Efek hipolipidemic dari propolis meningkatkan peredaran darah dan anti oksidan, melindungi pembuluh darah, yang mengendalikan komplikasi diabetes.
  • Propolis dapat menstimulasi tubuh untuk menumbuhkan ATP. ATP adalah sumber penting dari energi tubuh, pemasok energy, meningkatkan kekuatan fisik.
  • Propolis kaya akan kalsium, magnesium, potassium, phosphor, zat besi, chromium dan elemen trace lain untuk mencegah dan merawat penderita diabetes.

Sumber: artikel www.binaapiari.com

Madu sebagai alternatif obat batuk anak-anak yang lebih baik

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Penn State College of Medicine di Amerika (Desember 2007) menemukan bahwa madu dapat menjadi alternatif pengobatan yang aman dan efektif. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa pemberian sedikit saja madu sebelum tidur dapat mengurangi batuk anak di malam hari dan kesulitan tidur dibandingkan dextromethorphan (DM), suatu bahan penekan batuk yang banyak digunakan di dalam obat flu.

Madu bahkan lebih mampu mengurangi frekuensi dan penderitaan batuk di malam hari akibat infeksi saluran pernafasan bagian atas dibandingkan DM atau tanpa perlakuan. Madu juga dapat meningkatkan kualitas tidur anak yang batuk. DM malah tidak menunjukkan hasil signifikan dalam mengurangi gejala-gejala batuk jika dibandingkan tanpa perlakuan.

Penelitian tersebut melibatkan 105 orang anak berusia 2-18 tahun yang menderita infeksi saluran pernafasan atas selama 7 hari atau kurang dan batuk di malam hari.

Pada malam pertama penelitian, anak-anak tersebut tidak menerima perlakuan apapun. Orang tua mereka menjawab lima pertanyaan tentang batuk anak-anak mereka serta kualitas tidur anak-anak dan mereka sendiri. Pada malam kedua, sekitar setengah jam sebelum tidur, anak-anak itu ada yang diberi madu, obat batuk DM rasa madu dan ada yang tidak menerima perlakuan sama sekali. Orang tua mereka kembali menjawab lima pertanyaan yang sama pada pagi harinya.

Orang tua yang anak-anaknya diberi madu sebelum tidur merasakan kualitas tidur mereka dan anak-anak mereka membaik karena frekuensi batuk anak-anak di malam hari berkurang dibandingkan kelompok anak-anak yang diberi DM dan yang tanpa perlakuan.

Madu telah banyak digunakan selama berabad-abad dalam berbagai tradisi kuno untuk menyembuhkan gejala-gejala penyakit pernafasan bagian atas seperti batuk, dan aman dikonsumsi bagi anak-anak usia di atas 12 bulan. Madu memiliki efek antioksidan dan anti mikroba. Itu sebabnya madu dapat membantu penyembuhan luka. Madu juga sehingga efeknya mampu meringankan penderitaan batuk seperti yang disarankan oleh WHO.

“Penelitian kami menambahkan wawasan terhadap literatur yang sedang berkembang mengenai pertanyaan seputar penggunaan DM untuk anak-anak. Selain itu juga menjadi bahan pertimbangan bagi dokter dan orang tua untuk mendapatkan alternatif pengobatan yang lebih aman,” ujar Paul, seorang pediatric, peneliti dan associate professor pediatric pada Penn State College of Medicine dan Penn State Children’s Hospital. Penelitian ini tentunya juga bisa dipertimbangkan oleh para professional di bidang kesehatan mengingat DM memiliki potensi efek samping yang berbahaya untuk anak-anak, seperti reaksi kontraksi otot yang membahayakan, kejang-kejang, mulut kering, mual dan kurang nafsu makan.

Batuk merupakan alasan dari sekitar 3 % orang Amerika untuk berobat jalan, lebih dari gejala penyakit-penyakit lainnya. Batuk biasanya mengganggu tidur di malam hari. Konsumen telah menghabiskan milyaran dolar setiap tahun untuk mendapatkan obat batuk dan flu dari apotik, meskipun ternyata efek penyembuhannya kurang signifikan.

A Spoonful A Day Keeps Free Radicals At Bay


Banyaknya polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor dan industri, serta konsumsi makanan cepat saji dapat memacu terjadinya radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan atom atau senyawa elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya, sehingga memiliki sifat tidak stabil dan cenderung dekstruktif.

Tidak adanya pasangan elektron inilah yang menyebabkan elektron bebas ini sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau DNA. Akibat banyaknya radikal bebas di dalam tubuh akan mempengaruhi kemunduran atau kemerosotan fungsi organ tubuh.

Terjadi juga kerusakan sel atau jaringan hidup, DNA pada inti sel, serta muncul artheroschlerosis (pengerasan dan penyempitan pembuluh darah). Hal tersebut menyebakan penyakit jantung koroner, kerusakan lensa mata, dan proses penuaan yang terlalu cepat.

Ada banyak cara menangkal berlebihnya radikal bebas, entah dengan menghindari paparan polusi, menghentikan kebiasaan merokok, mengurangi berlebihnya konsumsi lemak jenuh, olahraga dengan takaran tepat, dan menghindari konsumsi makanan berpengawet, pewarna.

Salah satu cara lain menangkal radikal bebas adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung zat antioksidan. Suatu penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan ke-227 Kelompok Ahli Kimia Amerika di Anaheim, California, 28 Maret 2004 menunjukkan bahwa konsumsi madu setiap hari dapat meningkatkan senyawa antioksidan dalam darah manusia.

Ahli Biokimia Heidrun Gross dan mitranya dari Universitas California, Davis, memberikan 25 orang sukarelawan masing-masing 4 sendok makan madu setiap hari selama 29 hari sebagai makanan tambahan. Kemudian secara berkala memeriksa kadar darah mereka selama konsumsi madu tersebut. Hasilnya kadar antioksidan polifenol dalam darah mereka meningkat.


Selasa, 14 Oktober 2008

Balita Sehat Berkat Madu

"Aduuh.. Anakku susah makan.." "Gizi anakku tercukupi atau tidak,ya?" "Anakku kok sering sekali sakit pilek dan batuk ya?" ... Apakah pertanyaan-pertanyaan ini terdengar familiar? Tentunya Anda yang punya anak sudah tidak asing lagi dengan keluhan-keluhan di atas. Meskipun kadang "ada masanya" anak-anak kita sulit makan, namun ketakutan kekurangan gizi adalah perasaan yang wajar bagi orang tua, khususnya para ibu.

Bermula dari kekhawatiran akan kekurangan gizi atau mudahnya anak-anak, terutama Balita, terserang flu, maka para orang tua mulai mencari suplemen kesehatan yang bisa mendukung kesehatan buah hatinya. Salah satu suplemen alami yang biasa dicari adalah madu.

Berhubung saya tinggal di "sarang madu", saya pribadi pun melakukan pengamatan hasil "percobaan tidak sengaja" terhadap ketiga anak tercinta. Rifa, anak pertama saya, tidak saya beri madu secara teratur ketika usia balita karena berbagai alasan. Anak kedua dan ketiga saya, Neil dan Ayin, saya beri madu secara rutin setiap pagi sejak berusia 1 tahun. Hasilnya memang berbeda. Neil dan Ayin punya nafsu makan yang lebih tinggi dari pada Rifa. Karena nafsu makan mereka lebih baik, maka konsumsi zat gizi mereka, terutama energi dan protein (yang sangat diperlukan dalam masa pertumbuhan) juga meningkat. Sebagai efeknya mereka memang tidak mudah terserang flu.

Peningkatan nafsu makan anak/balita berkat madu bisa jadi karena adanya kandungan vitamin B Kompleks di dalam madu. Selain itu karena mempunyai kadar gula dan selulosa yang tinggi, madu menjadi mudah diserap oleh usus bersama zat organik lain sehingga dapat berfungsi sebagai stimulasi bagi pencernaan dan memperbaiki nafsu makan.
Beberapa fakta di bawah ini mungkin bisa membuka wawasan Anda, mengapa madu bisa membantu menyehatkan Balita Anda:

1. Meningkatkan nafsu makan dan menurunkan tingkat morbiditas (kesakitan)

Dari hasil penelitian Y Widodo (2001), peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor ditemukan hasil bahwa pemberian madu secara teratur setiap hari dapat menurunkan tingkat morbiditas (panas dan pilek) sekaligus memperbaiki nafsu makan pada balita.

Penelitian ini dilakukan pada balita pasien Klinik Gizi, Puslitbang Gizi, yang menderita kurang energi protein (KEP) akibat krisis moneter. Sample penelitiannya sendiri terdiri dari 51 balita usia 13 - 36 bulan. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, pertama Kelompok Madu (25 orang) sebagai sampel, dan kedua Kelompok Syrup (26 orang) sebagai kontrol. Kedua kelompok sama-sama diberi tambahan vitamin B-kompleks dan vitamin C (50 mg).

Variabel yang diamati antara lain data antropometri (umur, bobot badan, tinggi/panjang badan), sosial-ekonomi, recall konsumsi, riwayat kesehatan anak pada saat sebelum, selama, dan sesudah perlakuan sekitar dua bulan.

Hasil penelitian tsb menghasilkan data bahwa tingkat morbiditas terhadap panas dan pilek kelompok madu atau sampel menurun, nafsu makan meningkat, porsi dan frekuensi makan bertambah, sehingga konsumsi energi dan protein mereka juga meningkat dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mendapat syrup.

Manfaat kesehatan pemberian madu yang terlihat dalam penelitian tersebut antara lain disebabkan oleh dua hal. Pertama, madu merupakan makanan yang mengandung aneka zat gizi sedangkan gula hanya mengandung energi/ kalori. Kedua, madu ternyata juga mengandung senyawa yang bersifat antibiotik.

2. Mengandung faktor pertumbuhan

Kandungan gizi utama madu yang terdiri dari senyawa karbohidrat seperti gula fruktosa (41,0%), glukosa (35%), sukrosa (1,9%), dan dekstrin (1,5%) akan menambah asupan energi yang diperlukan balita.

Kadar protein dalam madu sendiri relatif kecil, sekitar 2,6%. Tapi kandungan asam aminonya cukup beragam, baik asam amino non esensial maupun esensial. Asam amino inilah yang turut pula memberikan sebagian keperluan protein pada tubuh balita.

Jenis vitamin yang terdapat dalam madu juga beraneka ragam Beberapa vitamin yang tercatat ditemukan dalam madu antara lain vitamin B1, vitamin B2, B3, B6, dan vitamin C. Demikian halnya kandungan mineralnya yang terdiri dari kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, tembaga, fosfor, dan sulfur. Walaupun jumlahnya relatif sedikit, namun mineral dari madu merupakan sumber ideal bagi tubuh manusia karena imbangan dan jumlah mineral madu mendekati kuantitas yang terdapat dalam darah manusia.

3. Mengandung zat antibiotik alami

Madu juga mengandung zat antibiotik yang merupakan salah satu keunikan madu. Dari penelitian Peter C. Molan (1992), peneliti di Departement of Biological Sciences, University of Waikoto, Hamilton, New Zealand dibuktikan bahwa madu mengandung zat antibiotik yang aktif melawan serangan berbagai patogen penyebab penyakit. Beberapa penyakit infeksi yang dapat "disembuhkan" dan dihambat dengan mengkonsumsi madu secara teratur adalah batuk dan demam , penyakit jantung, hati, paru, penyakit-penyakit yang dapat mengganggu fungsi mata, syaraf dan telinga plus infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Dari hasil penelitian Kamaruddin (1997), peneliti di Departement of Biochemistry, Faculty of Medicine, Universiti of Malaya, di Kualalumpur, ditemukan paling tidak terdapat empat faktor yang menunjukkan tingkat aktivitas antibakteri pada madu, yaitu kadar gula madu yang tinggi, senyawa radikal hidrogen peroksida, tingkat keasaman madu yang tinggi, dan senyawa organik yang bersifat antibakteri.

Kadar gula yang tinggi akan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga bakteri tak dapat hidup dan berkembang biak. Adanya senyawa radikal hidrogen peroksida dapat membunuh mikroorganisme yang sifatnya patogen. Tingkat keasaman madu yang tinggi mampu secara otomatis mengurangi pertumbuhan dan daya hidup bakteri. Plus kandungan senyawa organik yang sifatnya antibakteri. Sejauh ini, kandungan senyawa organik yang telah diidentifikasi adalah polyphenol, flavonoid dan glikosida.

4. Sebagai obat batuk anak yang lebih baik daripada DM

Tim peneliti Penn State College of Medicine pada tahun 2007 menemukan bahwa madu dapat menjadi alternatif pengobatan yang aman dan efektif. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa pemberian sedikit saja madu sebelum tidur dapat mengurangi batuk anak di malam hari dan mengatasi kesulitan tidur dibandingkan dextromethorphan (DM), suatu bahan penekan batuk yang banyak digunakan di dalam obat flu.

Cara konsumsi madu agar lebih bermanfaat

Untuk mendapatkan manfaat madu pada kesehatan tubuh secara optimal hendaknya diperhatikan dosis penggunaannya dan keteraturan pengkonsumsiannya. Dari beberapa rujukan, banyak dianjurkan untuk memberikan 2-3 sdm 2 kali sehari untuk tindakan penjagaan stamina dan kesehatan pada balita (Kalau dari penelitian Yekti Widodo diberikan dosis 20 gr perhari pada sampel balita tsb). Sedangkan untuk pengobatan, lebih baik madunya dilarutkan dalam air agar lebih mudah di serap oleh tubuh.

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membuat anak-anak Anda lebih sehat.

Senin, 13 Oktober 2008

Madu, Makanan Sehat dari Alam


Apa dan dari mana madu berasal?

Madu sudah menjadi "obat" yang dikenal manusia sejak zaman dahulu kala. Bahkan kitab suci
berbagai agama juga menghimbau manusia untuk memanfaatkan produk yang dihasilkan oleh makhluk kecil bersayap yang dikenal sebagai lebah ini.

Dari mana sesungguhnya datangnya madu? Seringkali orang mengira madu sama dengan cairan manis yang terdapat di dalam bunga-bungaan. Padahal cairan bunga yang disebut nektar telah diubah komposisi kimiawinya oleh lebah
menjadi madu sehingga lebih bermanfaat jika dikonsumsi manusia.

Mengapa madu penting dikonsumsi?


Madu mengandung berbagai zat gizi yang berguna bagi kesehatan manusia. Pada umumnya warna dan rasa madu tergantung dari nektar sumber bunga yang dihisap oleh lebah. Namun dari manapun sumber nektarnya, madu mengandung vitamin, mineral, protein, karbohidrat, hormon antibiotik dan mineral-mineral penting bagi tubuh. Vitamin yang terkandung di dalam madu sangat lengkap, mulai dari vitamin A, B kompleks, C, D, E dan K.

Madu asli mengandung enzim aktif yang tidak dapat diproduksi manusia, salah satunya adalah enzim diastase yang tidak ditemukan di dalam madu palsu. Enzim ini dapat membantu proses pencernaan dan metabolisme tubuh manusia. Mineral dalam cairan keemasan yang manis ini meliputi kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, tembaga, fosfor, sulfur. Meskipun jumlahnya sedikit, namun mineral yang dikandung oleh madu merupakan sumber mineral yang ideal bagi manusia karena jumlah dan komposisinya mendekati kuantitas mineral yang terdapat di dalam darah manusia.

Dengan banyaknya kandungan gizi ini, tidaklah heran jika d
i negara maju, madu dikonsumsi sebagai suplemen kesehatan yang paling diminati. Mereka meyakini sejumlah khasiat yang terdapat pada cairan manis madu. Sayangnya tingkat konsumsi madu masyarakat Indonesia masih rendah.

Di Asia, masyarakat Jepang terkenal paling banyak mengonsumsi madu, yaitu rata-rata mencapai 200-300 gram per orang per tahun. Namun Jepang masih kalah dibanding Swiss dan Jerman yang masyarakatnya mengonsumsi madu rata-rata 800-1.500 gram per orang per tahun. Bandingkan dengan Indonesia yang masyarakatnya mengonsumsi madu hanya sekitar 10 gram per orang per tahun.

Berbagai penelitian juga telah membuktikan khasiat dan manfaat madu untuk kesehatan. Madu bisa dikonsumsi dengan berbagai cara, baik diminum langsung, dicampur dengan minuman atau air putih sekalipun, dicampur sebagai bumbu masakan, dioles ke wajah sebagai masker, atau dioles untuk mempercepat penyembuhan luka.

Beberapa keunggulan madu di antaranya :

* Mudah dicerna.

Walaupun madu memiliki kadar asam yang tinggi, molekul gula pada madu lebih mudah dicerna dibandingkan gula pasir. Kandungan gula sederhana di dalam madu langsung diserap oleh darah, sehingga tidak memerlukan kerja keras pankreas untuk memproduksi insulin seperti ketika tubuh mencerna gula pasir.

* Rendah kalori

Madu mengandung kalori 40% lebih rendah daripada gula pasir. Jika Anda mengganti konsumsi gula dengan madu, maka Anda bisa mengurangi peluang kelebihan berat badan.

* Membunuh bakteri

Kemampuan madu membunuh bakteri ternyata meningkat dua kali lipat bila diencerkan dengan air. Oleh karena itu jika ingin memperoleh manfaat maksimal dari madu, disarankan agar melarutkan madu dalam air sebelum diminum.

* Membantu pembentukan darah

Energi dan mineral yang dikandung di dalam madu dimanfaatkan oleh tubuh untuk membentuk sel darah. Selain itu madu juga membantu mengatur peredaran darah.


Coba cek di rumah Anda. Sudahkah Anda sediakan madu yang sangat bermanfaat ini untuk Anda dan keluarga?