"Aduuh.. Anakku susah makan.." "Gizi anakku tercukupi atau tidak,ya?" "Anakku kok sering sekali sakit pilek dan batuk ya?" ... Apakah pertanyaan-pertanyaan ini terdengar familiar? Tentunya Anda yang punya anak sudah tidak asing lagi dengan keluhan-keluhan di atas. Meskipun kadang "ada masanya" anak-anak kita sulit makan, namun ketakutan kekurangan gizi adalah perasaan yang wajar bagi orang tua, khususnya para ibu.
Bermula dari kekhawatiran akan kekurangan gizi atau mudahnya anak-anak, terutama Balita, terserang flu, maka para orang tua mulai mencari suplemen kesehatan yang bisa mendukung kesehatan buah hatinya. Salah satu suplemen alami yang biasa dicari adalah madu.
Berhubung saya tinggal di "sarang madu", saya pribadi pun melakukan pengamatan hasil "percobaan tidak sengaja" terhadap ketiga anak tercinta. Rifa, anak pertama saya, tidak saya beri madu secara teratur ketika usia balita karena berbagai alasan. Anak kedua dan ketiga saya, Neil dan Ayin, saya beri madu secara rutin setiap pagi sejak berusia 1 tahun. Hasilnya memang berbeda. Neil dan Ayin punya nafsu makan yang lebih tinggi dari pada Rifa. Karena nafsu makan mereka lebih baik, maka konsumsi zat gizi mereka, terutama energi dan protein (yang sangat diperlukan dalam masa pertumbuhan) juga meningkat. Sebagai efeknya mereka memang tidak mudah terserang flu.
Peningkatan nafsu makan anak/balita berkat madu bisa jadi karena adanya kandungan vitamin B Kompleks di dalam madu. Selain itu karena mempunyai kadar gula dan selulosa yang tinggi, madu menjadi mudah diserap oleh usus bersama zat organik lain sehingga dapat berfungsi sebagai stimulasi bagi pencernaan dan memperbaiki nafsu makan.
Beberapa fakta di bawah ini mungkin bisa membuka wawasan Anda, mengapa madu bisa membantu menyehatkan Balita Anda:
1. Meningkatkan nafsu makan dan menurunkan tingkat morbiditas (kesakitan)
Dari hasil penelitian Y Widodo (2001), peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor ditemukan hasil bahwa pemberian madu secara teratur setiap hari dapat menurunkan tingkat morbiditas (panas dan pilek) sekaligus memperbaiki nafsu makan pada balita.
Penelitian ini dilakukan pada balita pasien Klinik Gizi, Puslitbang Gizi, yang menderita kurang energi protein (KEP) akibat krisis moneter. Sample penelitiannya sendiri terdiri dari 51 balita usia 13 - 36 bulan. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, pertama Kelompok Madu (25 orang) sebagai sampel, dan kedua Kelompok Syrup (26 orang) sebagai kontrol. Kedua kelompok sama-sama diberi tambahan vitamin B-kompleks dan vitamin C (50 mg).
Variabel yang diamati antara lain data antropometri (umur, bobot badan, tinggi/panjang badan), sosial-ekonomi, recall konsumsi, riwayat kesehatan anak pada saat sebelum, selama, dan sesudah perlakuan sekitar dua bulan.
Hasil penelitian tsb menghasilkan data bahwa tingkat morbiditas terhadap panas dan pilek kelompok madu atau sampel menurun, nafsu makan meningkat, porsi dan frekuensi makan bertambah, sehingga konsumsi energi dan protein mereka juga meningkat dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mendapat syrup.
Manfaat kesehatan pemberian madu yang terlihat dalam penelitian tersebut antara lain disebabkan oleh dua hal. Pertama, madu merupakan makanan yang mengandung aneka zat gizi sedangkan gula hanya mengandung energi/ kalori. Kedua, madu ternyata juga mengandung senyawa yang bersifat antibiotik.
2. Mengandung faktor pertumbuhan
Kandungan gizi utama madu yang terdiri dari senyawa karbohidrat seperti gula fruktosa (41,0%), glukosa (35%), sukrosa (1,9%), dan dekstrin (1,5%) akan menambah asupan energi yang diperlukan balita.
Kadar protein dalam madu sendiri relatif kecil, sekitar 2,6%. Tapi kandungan asam aminonya cukup beragam, baik asam amino non esensial maupun esensial. Asam amino inilah yang turut pula memberikan sebagian keperluan protein pada tubuh balita.
Jenis vitamin yang terdapat dalam madu juga beraneka ragam Beberapa vitamin yang tercatat ditemukan dalam madu antara lain vitamin B1, vitamin B2, B3, B6, dan vitamin C. Demikian halnya kandungan mineralnya yang terdiri dari kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, tembaga, fosfor, dan sulfur. Walaupun jumlahnya relatif sedikit, namun mineral dari madu merupakan sumber ideal bagi tubuh manusia karena imbangan dan jumlah mineral madu mendekati kuantitas yang terdapat dalam darah manusia.
3. Mengandung zat antibiotik alami
Madu juga mengandung zat antibiotik yang merupakan salah satu keunikan madu. Dari penelitian Peter C. Molan (1992), peneliti di Departement of Biological Sciences, University of Waikoto, Hamilton, New Zealand dibuktikan bahwa madu mengandung zat antibiotik yang aktif melawan serangan berbagai patogen penyebab penyakit. Beberapa penyakit infeksi yang dapat "disembuhkan" dan dihambat dengan mengkonsumsi madu secara teratur adalah batuk dan demam , penyakit jantung, hati, paru, penyakit-penyakit yang dapat mengganggu fungsi mata, syaraf dan telinga plus infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
Dari hasil penelitian Kamaruddin (1997), peneliti di Departement of Biochemistry, Faculty of Medicine, Universiti of Malaya, di Kualalumpur, ditemukan paling tidak terdapat empat faktor yang menunjukkan tingkat aktivitas antibakteri pada madu, yaitu kadar gula madu yang tinggi, senyawa radikal hidrogen peroksida, tingkat keasaman madu yang tinggi, dan senyawa organik yang bersifat antibakteri.
Kadar gula yang tinggi akan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga bakteri tak dapat hidup dan berkembang biak. Adanya senyawa radikal hidrogen peroksida dapat membunuh mikroorganisme yang sifatnya patogen. Tingkat keasaman madu yang tinggi mampu secara otomatis mengurangi pertumbuhan dan daya hidup bakteri. Plus kandungan senyawa organik yang sifatnya antibakteri. Sejauh ini, kandungan senyawa organik yang telah diidentifikasi adalah polyphenol, flavonoid dan glikosida.
4. Sebagai obat batuk anak yang lebih baik daripada DM
Tim peneliti Penn State College of Medicine pada tahun 2007 menemukan bahwa madu dapat menjadi alternatif pengobatan yang aman dan efektif. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa pemberian sedikit saja madu sebelum tidur dapat mengurangi batuk anak di malam hari dan mengatasi kesulitan tidur dibandingkan dextromethorphan (DM), suatu bahan penekan batuk yang banyak digunakan di dalam obat flu.
Cara konsumsi madu agar lebih bermanfaat
Untuk mendapatkan manfaat madu pada kesehatan tubuh secara optimal hendaknya diperhatikan dosis penggunaannya dan keteraturan pengkonsumsiannya. Dari beberapa rujukan, banyak dianjurkan untuk memberikan 2-3 sdm 2 kali sehari untuk tindakan penjagaan stamina dan kesehatan pada balita (Kalau dari penelitian Yekti Widodo diberikan dosis 20 gr perhari pada sampel balita tsb). Sedangkan untuk pengobatan, lebih baik madunya dilarutkan dalam air agar lebih mudah di serap oleh tubuh.
Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membuat anak-anak Anda lebih sehat.
Selasa, 14 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar